Klikternak – Peternak ayam di Indonesia mengusulkan pemerintah untuk membuka keran impor jagung guna memenuhi kebutuhan pakan ayam. Hal ini terkait dengan prediksi defisit stok jagung yang diprediksi akan terjadi hingga akhir tahun 2023. Ketua Bidang Hubungan antar Lembaga dan Hubungan Masyarakat Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), Musbar, mengusulkan agar pemerintah membuka keran impor jagung untuk pakan karena harga jagung pakan telah naik lebih dari 20 persen dari harga acuan pembelian (HAP).
Menurut Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No. 5/2022, HAP jagung pakan di tingkat peternak sebesar Rp5.000 per kilogram, sedangkan harga jagung berdasarkan panel harga pangan per 3 Juli 2023 telah mencapai Rp6.310 per kilogram. Para peternak khawatir stok jagung pakan pada semester II/2023 akan semakin menipis. Musbar mengusulkan agar pemerintah mengimpor jagung sekitar 200.000 ton per bulan untuk menekan harga jagung pakan sesuai HAP.
Namun, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief, mengatakan bahwa pemerintah tidak akan membuka keran impor jagung untuk pakan karena ada harga jagung petani yang harus dijaga. Sebaliknya, pemerintah akan memfasilitasi distribusi jagung dari daerah produsen seperti Sumbawa ke Kendal dan Blitar.
Pengamat Pertanian Asosiasi Penggiat Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, menilai bahwa data produksi jagung sebenarnya surplus, namun defisit terjadi pada beberapa bulan. Berdasarkan data prognosa ketersediaan jagung yang dihimpun Bisnis.com, sepanjang Juli-Desember 2023 neraca jagung mengalami defisit sebesar 829.032 ton, sedangkan kebutuhan jagung untuk periode tersebut mencapai 6.521.349 ton.
Khudori menekankan pentingnya ketersediaan ruang penyimpanan seperti silo untuk menyimpan hasil panen di bulan-bulan yang produksinya mengalami surplus. Dengan begitu, cadangan jagung bisa digunakan saat produksi bulanan mengalami defisit. Jika stok jagung di dalam negeri terbatas, menurut Khudori, tidak ada salahnya membuka keran impor jagung secara terbatas, namun harus dipastikan berapa volumenya dan kapan akan sampai di Indonesia agar impor tersebut tidak menjadi biang masalah baru. (KT)
Baca Klik Ternak di Google News
Bergabunglah dengan kami di Kanal WhatsApp
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.