Bogor – Klik Ternak. Rumput gajah (elephant grass) dan rumput pakchong (Pakchong grass) adalah dua jenis rumput yang sering digunakan sebagai pakan ternak. Meskipun keduanya berasal dari genus yang sama, yaitu Pennisetum purpureum, terdapat perbedaan dalam karakteristik dan penggunaannya.
Asal Usul dan Karakteristik
Rumput gajah, atau elephant grass, dikenal sebagai tanaman asal Afrika yang cepat tumbuh dan menghasilkan biomassa lignoselulosa yang berguna secara komersial (Zhang et al., 2015). Sementara itu, rumput pakchong, atau Pakchong grass, merupakan salah satu varietas dari rumput gajah yang dikenal dan dibudidayakan oleh petani di Indonesia (Fanindi, 2024).
Perbedaan Kandungan Nutrisi dan Morfologis
Studi menunjukkan bahwa rumput pakchong memiliki respons morfologis, produksi biomassa, dan kandungan nutrisi yang berbeda tergantung pada pola penanaman dan usia panen (Ernawati et al., 2023). Di sisi lain, penelitian lain menyoroti efek pemberian silase dari rumput pakchong yang difermentasi dengan konsentrat kacang mungo terhadap performa produksi, pencernaan nutrisi, hasil karkas, dan kualitas daging kambing (Lukkananukool, 2023).
Kombinasi Dengan Campuran Legum untuk Meningkatkan Produktivitas
Kombinasi rumput pakchong dengan legum Indigofera telah diteliti untuk meningkatkan berat badan sapi Bali (Herfan, 2023). Hal ini menunjukkan bahwa rumput pakchong dapat digunakan dalam strategi pakan ternak yang beragam untuk meningkatkan produktivitas hewan ternak.
Penggunaan dalam Sistem Pakan Ternak Berkelanjutan
Dalam konteks penggunaan rumput gajah dan pakchong sebagai pakan ternak, penelitian juga menyoroti evaluasi kualitas nutrisi, fermentasi, dan produksi biogas dari campuran kotoran unggas dengan rumput gajah (Ikpe et al., 2020). Hal ini menunjukkan bahwa kedua jenis rumput ini memiliki peran yang penting dalam sistem pakan ternak yang berkelanjutan.
Perbandingan Antara Rumput Gajah dan Rumput Pakchong
Meskipun keduanya berasal dari spesies yang sama, ada beberapa perbedaan utama antara rumput gajah dan rumput pakchong:
1. Kandungan Protein
– Rumput Pakchong: Memiliki kandungan protein kasar sekitar 16,5%.
– Rumput Gajah: Memiliki kandungan protein kasar sekitar 7-10%.
2. Jumlah Hasil Panen
– Rumput Pakchong: Dapat menghasilkan 1.500 ton per hektar per tahun, yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumput gajah.
– Rumput Gajah: Dapat menghasilkan 200-250 ton per hektar per tahun.
3. Usia Panen
– Rumput Pakchong: Dapat dipanen setiap 40 hari dan memiliki umur yang lebih panjang, yaitu mencapai sembilan tahun.
– Rumput Gajah: Dapat dipanen setiap 60 hari dan memiliki umur yang lebih pendek, yaitu sekitar enam tahun.
4. Ukuran Daun dan Batang
– Rumput Pakchong: Daunnya lebih kecil dan tidak berbulu kasar, sehingga tidak menyebabkan gatal saat dipanen.
– Rumput Gajah: Daunnya lebih besar dan berbulu kasar, sehingga dapat menyebabkan gatal saat dipanen.
5. Tekstur Daun
– Rumput Pakchong: Daunnya lebih lembut dan tidak mengakibatkan gatal di kulit saat dipanen.
– Rumput Gajah: Daunnya lebih kasar dan dapat menyebabkan gatal di kulit saat dipanen.
Baik rumput Pakchong maupun rumput gajah dapat menjadi pilihan pakan ternak yang baik. Dengan memahami perbedaan dan keunggulan masing-masing jenis rumput, peternak dapat memilih opsi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peternakan Anda. Kedua jenis rumput ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Rumput Pakchong unggul dalam hal kandungan protein, hasil panen, dan usia panen. Di sisi lain, rumput gajah lebih mudah ditanam dan dirawat.
Sumber :
- Ernawati, A., Abdullah, L., Permana, I., & Karti, P. (2023). Morphological responses, biomass production and nutrient of pennisetum purpureum cv. pakchong under different planting patterns and harvesting ages. Biodiversitas Journal of Biological Diversity, 24(6). https://doi.org/10.13057/biodiv/d240640
- Fanindi, A. (2024). Productivity of elephant grass pakchong (pennisetum purpureum cv pakchong) and elephant grass taiwan (pennisetum purpureum cv taiwan) cultivated based on different stem cutting sizes. Iop Conference Series Earth and Environmental Science, 1362(1), 012027. https://doi.org/10.1088/1755-1315/1362/1/012027
- Herfan, H. (2023). Combination of pakchong grass and indigofera leguminous to improve body weight of bali cattle. Agritropica Journal of Agricultural Sciences, 6(1), 1-7. https://doi.org/10.31186/j.agritropica.6.1.1-7
- Ikpe, A., Akhihiero, T., & Esekhaigbe, P. (2020). Comparative study of the kinetics of biogas yield from the codigestion of poultry droppings with waterleaf and poultry droppings with elephant grass. Nwsa Academic Journals, 15(4), 139-150. https://doi.org/10.12739/nwsa.2020.15.3.1a0457
- Lukkananukool, A. (2023). Effects of feeding silage of napier pakchong 1 fermented with mung bean concentrate on production performance, nutrient digestibility, carcass yield and meat quality of male dairy goat. https://doi.org/10.20944/preprints202307.1975.v1
- Zhang, Y., Yang, R., Wu, Y., Wang, S., Liu, C., Zhong, X., … & Wu, J. (2015). Effect of growth period on cell wall mechanical properties of elephant grass. Bioresources, 10(3). https://doi.org/10.15376/biores.10.3.4252-4262
Baca Klik Ternak di Google News
Bergabunglah dengan kami di Kanal WhatsApp
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.