Makassar — Klik Ternak. Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Sulawesi Barat (Sulbar) tengah bersiap untuk menjadi penopang utama dalam memenuhi kebutuhan pangan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang baru. Meskipun wilayah ini memiliki potensi besar di sektor pertanian, perikanan, dan peternakan, tantangan signifikan masih dihadapi, terutama terkait ketergantungan pada kondisi cuaca dan teknologi yang masih tergolong konvensional.
Murtiadi Awaluddin, ekonom dari Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, menyoroti bahwa Kalimantan telah lama menjadi pasar utama bagi produk pertanian, perikanan, dan peternakan dari Sulsel dan Sulbar. Dengan kehadiran IKN Nusantara, permintaan produk dari sektor-sektor ini diprediksi akan meningkat secara signifikan.
“Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat memiliki potensi produksi yang besar, tetapi teknologi yang digunakan masih sangat konvensional, sehingga produksi sangat bergantung pada kondisi alam,” ujar Murtiadi pada Sabtu (24/08).
Ia mengilustrasikan dampak dari fenomena El Nino yang menyebabkan penurunan drastis dalam produksi pertanian di Sulsel dan Sulbar, memaksa kedua wilayah ini untuk mengimpor guna memenuhi kebutuhan pangan. Kondisi ini, menurutnya, dapat menjadi ancaman serius jika tidak diantisipasi dengan baik, terutama dengan tanggung jawab tambahan sebagai pemasok utama kebutuhan IKN Nusantara.
Dalam menghadapi tantangan ini, Murtiadi menekankan pentingnya strategi yang matang dari pemerintah. Salah satu langkah awal yang perlu dilakukan adalah menghitung kebutuhan pangan di setiap daerah secara akurat, agar distribusi ke IKN dapat dikelola dengan lebih efektif.
“Penghitungan yang tepat akan memungkinkan penanganan cadangan pangan dengan lebih efisien, terutama dalam menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu,” jelasnya, dikutip dari kabarmakassar.com.
Modernisasi teknologi pertanian juga menjadi kunci untuk meningkatkan produksi. Murtiadi mengusulkan penerapan teknologi seperti pompanisasi dan penyediaan traktor bagi para petani, agar produksi dapat terus berjalan meskipun terjadi musim kering.
“Jika teknologi diperbarui, produksi pertanian di wilayah ini bisa meningkat secara signifikan, yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan besar bagi Sulawesi,” tambahnya.
Selain itu, Murtiadi menekankan pentingnya menyediakan pupuk yang terjangkau, pestisida, bibit unggul, serta permodalan yang cukup untuk mendorong peningkatan produksi. Ia juga mengingatkan agar alih fungsi lahan pertanian harus dicegah untuk memastikan keberlanjutan produksi.
Di sektor perikanan, kebutuhan akan bahan bakar solar yang sering kali sulit didapat di Sulsel menjadi salah satu penghambat bagi nelayan untuk melaut, meskipun potensi perikanan tangkap di wilayah ini sangat besar.
“Cold storage yang memadai juga diperlukan untuk menjaga kualitas komoditas perikanan agar tetap kompetitif di pasar,” tambahnya.
Murtiadi percaya bahwa dengan transformasi yang serius dan dukungan penuh dari pemerintah, Sulawesi dapat memenuhi perannya sebagai penopang kebutuhan IKN Nusantara, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan di wilayah ini.
“Peningkatan produksi yang signifikan sangat mungkin dicapai jika masalah-masalah ini bisa diatasi,” pungkasnya. (RED)
Tinggalkan Balasan