Tekan ESC untuk menutup

Peternak Kota Sukses Raup Omzet Miliaran di Tengah Jakarta

Jakarta – Klik Ternak. Hidup di perkotaan padat seperti Jakarta, hampir mustahil rasanya merintis usaha peternakan. Namun, Abdul Latif membuktikan bahwa hal yang tidak mungkin itu bisa dipatahkan.

Dilansir dari akun YouTube Naik Kelas, pria Betawi ini memilih usaha penggemukan atau peternakan sapi di Jalan Palem 2, Petukangan Utara, Jakarta Selatan. Saat ini jumlah sapi yang dia tampung di peternakannya mencapai 300 ekor.

Latif bercerita, usaha ini berawal dari hobinya memelihara kambing. Dari hobi ini kemudian berkembang menjadi bisnis kecil, khususnya saat Idul Adha. Lambat laun, usahanya itu berkembang menjadi bisnis yang cukup besar dengan tambahan hewan ternak seperti sapi, dan kerbau, bahkan beromzet Rp5 miliar.

Peternak Kota Sukses Raup Omzet Miliaran di Tengah Jakarta

“Dulu awalnya cuma hobi memelihara kambing saja, ternyata anaknya banyak. Lalu karena ada permintaan sapi, kita belilah sapi delapan ekor dan itu habis,” ujar Latif.

“Akhirnya kita fokuskan sapi dan kerbau, karena permintaan sapi malah lebih bagus. Sekarang mayoritas sapi, kambing hanya pelengkap saja,” sambungnya.

Latif yang merupakan lulusan Universitas Indonesia dengan mengambil program studi Kesehatan Masyarakat berlatar belakang dari keluarga wirausaha atau pedagang.

Di awal mulai menekuni bisnis ternak ini, Latif menyampaikan alasannya memilih sapi sebagai bisnis utama karena daya tahan tubuh sapi dinilai lebih bagus dan kuat jika dibandingkan dengan kambing.

Tantangan & Rintangan Beternak Sapi

Sama seperti manusia, umumnya sapi juga membutuhkan asupan nutrisi yang baik untuk pakan, pemeliharaan, kandang dan lain-lain, demi menjaga daya tahan tubuhnya agar tetap produktif. Maka, Latif berupaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan rutin memberi makanan, minum, hingga menjaga nutrisi pakan dan ternaknya. Namun di samping itu, Latif sempat mengalami titik terendah, yaitu ketika hewan ternaknya sakit. Tahun 2022 silam, menjadi titik terendah hampir seluruh peternak di Indonesia. Hal tersebut terjadi lantaran adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.

“Hewan yang kita sayangi dan kita rawat terjangkit PMK. Kakinya luka, mulutnya juga tidak bisa makan, bahkan sampai ambruk. Akhirnya harus kita potong dan hewan-hewan ternak besar yang dipotong itu dihargai sedikit, lebih rendah dibandingkan ternak sehat” terang Latif.

Menurut Latif, jika diperhitungkan saat itu kerugiannya bisa mencapai miliaran rupiah. Walau mengalami kerugian besar, pengalaman tersebut menjadi motivasi untuk memberantas wabah PMK dan sekarang sudah ada vaksin untuk hewan sehingga hewan-hewan dapat tumbuh serta berkembang biak dengan sehat.

Ternyata di Jakarta Bisa Beternak

Latif selalu mendapat pertanyaan dari orang-orang, mengapa dirinya bisa beternak di Jakarta? pakannya dari mana? rumputnya dari mana?

Beternak di Jakarta nyatanya tidak kalah sukses dengan para peternak di luar Jakarta. Mengapa demikian? karena Jakarta menjadi pusat kurban di Indonesia. Semakin banyak kebutuhan hewan kurban, maka peluang beternak akan semakin terbuka lebar. Selain itu, masih banyak rumput hijau yang tumbuh di Jakarta, itu dapat dimanfaatkan untuk pakan utama ternak. Selanjutnya, pemberian ampas tahu sebagai pakan tambahan. Latif menilai Jakarta adalah pusatnya pabrik tahu, ampas dari produksi tahu itu dapat diambil dan dikelola melalui kerja sama dengan pabrik. Terakhir, pola hidup sehat pun menjadi kunci utama, seperti memandikan sapi di pagi dan sore hari, pemberian vitamin sebulan sekali dan obat cacing tiga bulan sekali. (Klik Ternak)

Baca Klik Ternak di Google News

Bergabunglah dengan kami di Kanal WhatsApp

Avatar

Klik Ternak

Media peternakan yang menghadirkan konten menarik, informatif dan edukatif

Tinggalkan Balasan

id_ID