Tekan ESC untuk menutup

Minat Investasi Sapi di Indonesia Meningkat, Vietnam hingga Qatar Tertarik

Jakarta – Klik Ternak. Kementerian Pertanian (Kementan) melaporkan peningkatan minat investasi peternakan sapi di Indonesia dari berbagai negara. Vietnam, Malaysia, Australia, Qatar, Uni Emirat Arab, dan China tercatat sebagai negara yang telah menyatakan komitmennya. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (11/12/2024).

“Saat ini sudah ada Vietnam, Malaysia, kemudian dari Australia, Qatar, Uni Emirat Arab, ada lagi, terus China,” ujar Agung,dilansir dari ekonomi.bisnis.com, Kamis (12/12). Ia menjelaskan bahwa calon investor asing tersebut berencana membangun peternakan terintegrasi. Sementara itu, investor dalam negeri cenderung fokus pada impor sapi atau kemitraan.

Lebih lanjut, Agung merinci bahwa 141 calon investor berencana mengimpor 1,2 juta ekor sapi perah dalam lima tahun (2025-2029). Sedangkan, 70 calon investor berkomitmen mendatangkan 800.000 ekor sapi pedaging betina produktif dalam periode yang sama. Dengan demikian, total sapi hidup yang akan didatangkan mencapai sekitar 2 juta ekor dalam lima tahun ke depan.

“Totalnya hampir 2 juta dari komitmen selama lima tahun,” tambahnya.

Untuk memfasilitasi importasi, pemerintah telah merevisi Peraturan Pemerintah (PP) No.4/2016 tentang Pemasukan Ternak dan/atau Produk Hewan dalam Hal Tertentu yang Berasal Dari Negara atau Zona dalam Suatu Negara Asal Pemasukan. Menurut Agung, revisi tersebut telah ditandatangani oleh Presiden Prabowo Subianto dan aturan turunannya akan segera diterbitkan.

“Ini tentu akan menambah sumber negara untuk sapi ini dibandingkan dengan saat ini yang memang hanya tergantung dari Australia, Amerika,” ucap Agung.

Kementan dan pemerintah daerah juga telah mengidentifikasi lahan-lahan potensial untuk investasi sapi perah dan sapi pedaging. Pemerintah berkomitmen memberikan dukungan agar pembiayaan pemanfaatan lahan tersebut feasible. Skema pembiayaan dengan bunga rendah dan grace period di atas tiga tahun juga sedang dipertimbangkan untuk menarik minat investor.

“Yang diharapkan oleh calon investor adalah adanya skema pembiayaan dengan bunga yang cukup rendah kemudian grace period yang agak panjang, di atas 3 tahun,” pungkas Agung. Revisi PP ini diharapkan dapat memperluas sumber impor sapi dan mengurangi ketergantungan pada Australia dan Amerika. Kementan juga terus berupaya mendukung calon investor dengan menyediakan lahan dan skema pembiayaan yang menarik. (RED/KT)

Baca Klik Ternak di Google News

Bergabunglah dengan kami di Kanal WhatsApp

Avatar

Klik Ternak

Media peternakan yang menghadirkan konten menarik, informatif dan edukatif

id_ID