Tekan ESC untuk menutup

Susu Sapi Pedaging: Solusi Terabaikan untuk Atasi Stunting di Indonesia

Kabupaten Bogor – Klik Ternak. Sebuah solusi potensial untuk mengatasi stunting di Indonesia, yakni pemanfaatan susu sapi pedaging, diperkenalkan oleh Dr. Ir. H. Afton Atabany, M.Si., Dosen Fakultas Peternakan (Fapet) Institut Pertanian Bogor (IPB University). Gagasan ini muncul di tengah perhatian pemerintah terhadap stunting, yang ditandai dengan program makan siang gratis di sekolah dasar. Afton menyoroti potensi susu sapi pedaging yang selama ini terabaikan karena stigma bahwa susu hanya dihasilkan oleh sapi perah.

“Selama ini fokus pemerintah dan masyarakat hanya pada susu sapi perah. Mereka lupa bahwa susu juga bisa didapatkan dari sapi pedaging,” ujar Afton saat wawancara di kediamannya di Bukit Cimanggu City, Bogor, Sabtu (07/12/2024), dikutip dari jurnalexpose.com.

Menurutnya, anak sapi pedaging hanya mengonsumsi sekitar 2 liter susu induknya per hari, sementara induk sapi mampu memproduksi 4 hingga 6 liter, bahkan mencapai 15-20 liter per hari untuk jenis sapi Limousin, tergantung jenis dan kualitas pakan. “Ada 2 hingga 4 liter, bahkan lebih, susu per hari yang bisa diperah dan dimanfaatkan. Sayang sekali jika potensi ini terbuang percuma,” tambahnya.

Afton menjelaskan bahwa produksi susu induk sapi pedaging selama empat bulan masa menyusui masih aman dikonsumsi dan efektif mencegah stunting karena kandungan kalsiumnya lebih tinggi daripada telur. “Produksi susu dalam negeri, baik kuantitas maupun kualitas, masih minim. Dengan terobosan ini, kesehatan masyarakat, khususnya dalam pencegahan stunting, akan lebih terjamin,” paparnya.

Di Indonesia, terdapat sekitar 13 juta ekor sapi pedaging, dengan sekitar 6 juta ekor betina produktif yang berpotensi menghasilkan susu. Afton mengakui ada tantangan dalam proses pemerahan awal, karena sapi pedaging tidak terbiasa. Namun, dengan teknik pemerahan yang tepat, seperti meniru gerakan anak sapi menyusu, sapi akan terbiasa.

Tantangan lain adalah pemasaran. Afton berharap pemerintah dapat menampung dan membeli susu sapi pedaging untuk program gizi masyarakat, sebagai alternatif pengganti telur. “Dengan sosialisasi yang tepat kepada masyarakat dan solusi atas permasalahan yang ada, saya yakin stunting di Indonesia akan berkurang signifikan,” tegasnya.

Afton juga menekankan kualitas susu sapi pedaging yang memiliki kadar lemak dan kalsium lebih tinggi dibandingkan susu sapi perah. “Kesejahteraan peternak sapi pedaging juga akan meningkat dengan adanya penghasilan tambahan dari susu,” tambahnya.

Terkait kualitas susu dalam negeri, Afton menyatakan tidak kalah dengan susu impor. Perbedaan terletak pada proses pemerahan yang masih manual dan seringkali menggunakan mentega sebagai pelicin, sehingga meningkatkan kadar lemak. “Dengan alat perah, kualitas susu lokal bisa bersaing dengan susu impor,” ujarnya.

Konsep pemanfaatan susu sapi pedaging ini juga berlaku untuk hewan ternak lain seperti kambing, kerbau, dan kuda. Afton telah menyosialisasikan gagasannya ini dalam berbagai forum, termasuk Bimtek Calon Manager Unit Penyediaan Makanan Bergizi dan Susu program Universitas Pertahanan (Unhan) – IPB University pada September 2024, serta acara Pembelajaran Partisipatif Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) di Kabupaten Sigi, Parigi Mautong (Sulawesi Tengah), dan Bojonegoro (Jawa Timur) pada November 2024. Ia juga pernah membahasnya di RRI Pro 3 FM pada 12 November 2024 dalam program Indonesia Menyapa Siang. (RED/KT)

 

Baca Klik Ternak di Google News

Bergabunglah dengan kami di Kanal WhatsApp

Avatar

Klik Ternak

Media peternakan yang menghadirkan konten menarik, informatif dan edukatif

id_ID