Tekan ESC untuk menutup

Rencana Peternakan Babi di Maluku Utara Dibantah Kadis Pertanian

Ternate – Klik Ternak. Isu mengenai rencana pengembangan peternakan babi di Maluku Utara menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Kehebohan ini bermula dari pernyataan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara tentang tingginya kebutuhan konsumsi daging babi di area pertambangan. Pernyataan tersebut menjadi viral di media sosial dan memicu beragam tanggapan dari publik, mulai dari pejabat, akademisi, hingga masyarakat umum.

“Peternakan babi ini mohon dipikirkan, kalaupun itu baru sekadar wacana saya mohon jangan diwacanakan. Saya secara pribadi tidak setuju,” ujar Risdan Harly saat berdialog dalam program Ternate Pagi Ini di Pro 1 RRI Ternate, Jumat (17/01/2025).

Sementara itu, Idham, seorang warga Kota Ternate, juga turut memberikan komentar. Menurutnya, meskipun peternakan babi menguntungkan secara ekonomi dan telah ada di beberapa wilayah Indonesia seperti NTT, Bali, sebagian Maluku, dan Sulawesi Utara, penerapannya di Maluku Utara perlu mempertimbangkan aspek sosial budaya.

“Perlu diperhatikan adalah aspek sosial budaya, karena kita ketahui bersama bahwa mayoritas masyarakat Maluku Utara beragama Islam,” kata Idham. “Ini harus menjadi pertimbangan agar ke depan nanti, sebaiknya peternakan babi ini jangan dikembangkan di Maluku Utara.”

Menanggapi polemik tersebut, Plt. Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara, Asrul Gailea, memberikan klarifikasi. Beliau menegaskan bahwa Dinas Pertanian tidak memiliki program peternakan babi di Maluku Utara.

“Terkait rencana peternakan babi ini, kami tidak ada program sama sekali. Sebetulnya itu hanyalah diskusi “warung kopi” biasa,” jelas Asrul saat dikonfirmasi, Jumat (17/01/2025).

Asrul menambahkan, fokus Dinas Pertanian di tahun 2025 dan 2026 adalah pembukaan 1.000 lahan baru untuk mendukung program pemerintah. Program ini akan diprioritaskan pada komoditas hortikultura seperti bawang merah, cabai rawit, cabai besar, tomat, terong, bayam, kangkung, dan kacang panjang.

“Program prioritas di 2025 maupun 2026 adalah pada sektor pangan yang selama ini berjalan stagnan. Akan difokuskan ke komoditas hortikultura di pekarangan dan lahan-lahan kosong sebagai sumber ekonomi baru,” ucap Asrul. Program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sektor pangan dan menciptakan sumber ekonomi baru bagi masyarakat. Sebelumnya, sektor pangan di Maluku Utara mengalami stagnasi, sehingga perlu adanya terobosan baru untuk mengoptimalkan potensi pertanian di daerah tersebut.(RED/KT)

Baca Klik Ternak di Google News

Bergabunglah dengan kami di Kanal WhatsApp

Avatar

Klik Ternak

Media peternakan yang menghadirkan konten menarik, informatif dan edukatif

id_ID