
Bogor – Klik Ternak. IPB International Convention Center di Bogor menjadi tuan rumah penyelenggaraan Food and Agriculture Summit IV 2025, forum strategis digagas oleh Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB (DPP HA IPB), Kamis (23/01/24) . Acara ini mengusung tema penguatan ekosistem Program Makan Bergizi Gratis (MBG), inisiatif nasional yang ditargetkan menjangkau 15 juta penerima manfaat pada 2025 dan 82 juta penerima dalam jangka panjang.
Sebagai center of excellence yang ditunjuk Bappenas, IPB University memimpin kolaborasi dengan UNICEF, pemerintah Jepang, serta lembaga Jepang lainnya untuk mendorong implementasi MBG. Rektor IPB University, Prof. Arif Satria, menekankan pentingnya sinergi antar-pemangku kepentingan. “Program MBG bukan sekadar urusan ketahanan pangan, tetapi investasi jangka panjang bagi kualitas SDM Indonesia,” ujarnya.
Program ini mendapat dukungan dari sektor korporasi seperti Bank BRI, Perhutani, Pupuk Indonesia, hingga BPJS Ketenagakerjaan. Dukungan teknologi disokong oleh Bull Lokal ID dan DXP Sriwijaya, mencerminkan pendekatan holistik dalam mengatasi tantangan distribusi dan logistik.
Dr. Tigor Pangaribuan, Deputi Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional (BGN), mengungkapkan bahwa Indonesia masih menghadapi tingkat stunting sebesar 31%—tertinggi kedua di ASEAN. “Rata-rata IQ anak Indonesia hanya 78,4 dan lama sekolah 9 tahun. Ini alarm untuk bertindak cepat,” tegasnya.
Kompleksitas program MBG meliputi rantai pasok yang melibatkan ribuan supplier, cakupan wilayah luas, hingga pengelolaan anggaran senilai Rp71 triliun. Dr. Zainal Effendi, Kepala Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan IPB, menyoroti perlunya sistem monitoring terpadu. “Kami sedang kembangkan model distribusi berbasis kearifan lokal untuk meminimalisir konflik,” jelasnya.
Summit menghasilkan sejumlah rekomendasi kunci, termasuk penguatan koordinasi antar-kementerian, pemberdayaan ekonomi lokal, serta peningkatan kapasitas SDM di 30.000 titik layanan terdesentralisasi. Prof. Didik Suharjito dari Pusat Studi Resolusi Konflik IPB menambahkan, “Edukasi masyarakat dan mitigasi risiko harus jadi prioritas agar program berkelanjutan.”
Sebagai center of excellence, IPB University akan memimpin kajian ilmiah interdisipliner, mulai dari teknologi pangan hingga model kebijakan adaptif. Wakil Ketua DPP HA IPB, Dudi Set Hendrawan, menyatakan komitmen alumni untuk mendukung pemerintah. “Kami siap turun langsung memastikan program tepat sasaran,” pungkasnya.
Program MBG dinilai sebagai fondasi krusial mencapai visi Indonesia Emas 2045. Melalui intervensi gizi dan pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas, summit ini menjadi titik tolak transformasi sistem pangan nasional yang inklusif dan berkelanjutan. (Klikternak)
Baca Klik Ternak di Google News
Bergabunglah dengan kami di Kanal WhatsApp