
Blitar – Klik Ternak.Seminar Nasional ILDEX Indonesia 2025 yang digelar di Blitar, Jawa Timur, menyoroti pentingnya inovasi dalam pemenuhan gizi melalui peningkatan produksi ayam petelur dengan teknologi dan manajemen berkelanjutan. Acara ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan untuk membahas strategi peningkatan efisiensi dan kualitas produksi telur.
Seminar yang diselenggarakan secara hybrid pada Selasa (1/7) di Hotel Santika, Kota Blitar, ini dihadiri lebih dari 300 peserta baik daring maupun luring. PT Permata Kreasi Media (PKM) bekerja sama dengan ILDEX Indonesia dan didukung oleh beberapa perusahaan besar di industri peternakan.
“Kami bukan event organizer biasa, kami bagian dari stakeholder peternakan. Setiap acara yang kami selenggarakan selalu disisipkan kegiatan edukatif seperti seminar dan festival ayam dan telur,” ujar Fitri Nursanti Poernomo, perwakilan PT Permata Kreasi Media (PKM), dilansir dari troboslivestock.com.
Hary Suhada, Direktur Perbibitan dan Produksi Peternakan (Dirbitpro) dari Ditjen PKH Kementan, yang hadir secara daring, menekankan peran penting Kabupaten Blitar sebagai lumbung produksi telur nasional.
“Sekitar 30% dari total produksi telur nasional berasal dari Blitar. Namun, saya rasa perlu ada peningkatan kualitas dan efisiensi produksi agar dapat menjawab tantangan pasar,” jelas Hary.
Kabupaten Blitar memiliki 3.617 peternak ayam petelur dengan populasi mencapai 16.839.174 ekor, menghasilkan 157.987.517 kg telur pada tahun 2024. Moch. Badrodin, Kepala Bidang Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Blitar, menyampaikan hal ini mewakili Bupati Blitar.
Ruri Sarasono, Direktur Utama PT Permata Kreasi Media (PKM), menjelaskan bahwa ILDEX Indonesia akan kembali digelar pada 17–19 September 2025 di ICE BSD, Tangerang.
“Kegiatan ini menjadi ajang penting untuk mempertemukan pelaku industri peternakan, pemerintah, dan mitra global dari lebih dari 30 negara serta lebih dari 200 perusahaan,” ujarnya.
Dalam sesi seminar, Bhinuko dari PT Charoen Pokphand Indonesia menekankan pentingnya adopsi sistem kandang closed house. Sementara itu, Andrew Darmawan dari PT Alltech Biotechnology Indonesia membahas bahaya mikotoksin dalam pakan. Agustiar Yeta dari PT Japfa Comfeed Indonesia (Japfa) mengingatkan pentingnya recording yang disiplin seiring dengan perkembangan genetik ayam. Prof Antimon Ilyas dari PT Hydra Nutri Satwa memaparkan urgensi digitalisasi dalam seluruh rantai produksi perunggasan.
Seminar ini diharapkan dapat mendorong peternak untuk menerapkan sistem pencatatan digital, menjaga standar biosekuriti, serta mengoptimalkan nutrisi dan lingkungan kandang. ILDEX Indonesia juga berencana mengadakan seminar lanjutan mengenai sapi perah dalam waktu dekat. (RED/KT)
Baca Klik Ternak di Google News
Bergabunglah dengan kami di Kanal WhatsApp
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.